Nama : WISNU ARIF FAHREZA
NPM : 1174464
Kelas : B
Prodi : Ekonomi Islam
Jurusan : Syari’ah
CINTA ITU INDAH TAPI MENYAKITKAN
Jatuh cinta itu sangat indah tapi sangat menyakitkan juga. Cinta itu adalah sesuatu perasaan yang dimiliki oleh setiap orangnya, semua orang pasti punya cintanya masing-masing, entah itu cinta yang membahagiakan atau pun cinta yang selalu menyakitkan. Menurut aku cinta itu aneh, karena selalu membingungkan perasaan, tapi menurutku cinta pertama lah yang lebih indah dari cinta-cinta monyet lainnya.
Waktu itu sekitar umur 12 tahun setelah lulus dari SD dan masuk SMP, ketika itu aku bersama teman-teman sedang berjalan kaki menuju SMPN 3 di Palembang, untuk mendaftar melalui jalur bakat. Sesampainya di SMP 3, aku pisah dengan teman yang lain karena beda jalur bakatnya. Waktu itu aku mengambil jurusan bakat memainkan alat musik, sedangkan teman-teman aku ada yang ngambil bakat sepak bola dan bakat menari. Sekitar jam 10 lewat aku menunggu diruangan bersama peserta siswa lainnya yang belum aku kenal. Seorang guru laki-laki masuk ruangan dan langsung memulai tes bakat musik untuk dapat masuk di SMPN 3 yg dijuluki SMP MODEL itu. Aku mendapat urutan ke3 waktu itu, setelah beberapa menit berlalu, akhirnya aku pun di panggil untuk maju kedepan dan memainkan gitar didepan kelas sambil menyanyikan lagu krispatih (demi cinta). Disaat aku sedang bernyanyi, diluar kelas terlihat sepintas seorang wanita yang begitu indah dan mempesona untuk dilihat. Parasnya yang begitu indah membuat aku semakin semangat untuk memainkan gitar dan mengeluarkan suara yang sangat keras. Tes bakatku pun akhirnya selesai, guru dan teman-teman yang lain memberikan tepuk tangan yang meriah buat aku. Ketika itu, setelah aku selesai tes, aku langsung menuju kelokasi ruangan tempat temanku tes bakat menari. Sesampainya diruangan itu aku sangat kaget karena di dalam ruangan itu seorang wanita yang berparas indah itu sedang menari, dan aku pun hanya terdiam melihatnya menari dengan memperhatikan tubuhnya yang lemah gemulai itu dan mata aku juga hanya tertuju pada wanita berparas indah itu. Akhirnya semua tes bakat sudah selesai dan tinggal menunggu pengumuman sekitar 3 hari lamanya. Terlewatlah sudah 3 hari yang lalu, kembali aku bersama teman-temanku menuju ke SMP 3 untuk melihat pengumuman. Sesampainya diSMP, aku dan teman-teman langsung melihat pengumuman yang tertempel di dinding tepat didekat kantor yang berada disekolahan itu, akhirnya aku pun melihat dan Alhamdulillah aku lulus di tes bakat kemarin, begitu pula dengan teman-temanku yang lain, begitu bahagianya mereka lulus tes bakat dan tinggal menunggu kapan masuk sekolahnya.
Satu bulan berlalu, hari pertama masuk sekolah telah di mulai. Entah masuk dikelas mana juga aku pun belum tahu, dan saat itu pengumuman terdengar bahwa nama aku masuk dikelas 1B. Betapa senangnya hatiku saat itu karena aku lagi-lagi kembali bertemu satu kelas dengan wanita yang berparas indah itu. Setelah seminggu belajar, aku merasa selalu nyaman dan mempunyai rasa semangat di tiap hariku, mungkin semua itu terjadi karena aku selalu dekat dengan wanita itu. Wanita itu namanya Riska Indah Sari, seorang wanita yang menurut aku sangat sempurna di banding wanita lainnya. Perasaan cinta di hatiku semakin besar ketika aku berada di dekatnya. Senyuman tawanya yang indah itu, membuat aku selalu membayangkan dia bisa jadi bagian dari hidup aku. Lonceng sekolah berbunyi empat kali yang menandakan pulang sekolah, dan saat itu aku bertemu dengan riska di depan gerbang sekolah dan ingin mengajaknya pulang bareng.
Percakapan :
Aku : “Riska, kamu pulang sama siapa ?”
Riska : “Aku pulang di jemput sama ayah aku, paling nanti 5 menit lagi ayahku udah sampai.”
Aku : “Oh, ya udah kalau gitu bareng sama aku aja, kebetulan aku bawa motor dan sendirian, mau gak pulang bareng ?”
Riska : “Lain kali aja ya wisnu, soalnya bentar lagi ayahku sampai sekolah kok.”
Aku : “Ya udah kalau gitu, aku nungguin kamu di sini dulu sampai ayahmu sampai sini.”
Riska : “Gak usah, aku sendirian aja, kamu pulang aja duluan.”
Aku : “Tidak apa-apa kok, nyantai aja lah.”
Ketika 10 menit berlalu, ayahnya pun sampai dan mengajak riska pulang, saya juga langsung mengambil motor dan pergi pulang. Dijalan, saya selalu kepikiran riska, saya kembali bertanya-tanya, mengapa aku tai tidak minta nomer handphonenya, tapi hari esok kan masih ada, aku tidak akan berhenti untuk mendapatkan pujaan hati.
Embun pagi yang sangat indah mengelabuhi pagi ini dengan kesejukan hati, dan kesemangatan untuk melangkah menuju cinta dan cita-cita. Jam 7.30 aku sampai disekolah dan berjalan menuju kelas dengan penuh semangat dan penuh kewibawaan. Setelah tiba dikelas, saya pun masuk. Saat itu pun senyum di bibir saya tidak bisa tertahan ketika melihat riska yang sudah duduk dikelas dan tersenyum melihat aku yang sedang berjalan menuju bangku kecilku.
Lonceng pun berbunyi yang menandakan masuk jam pelajaran pertama. Pelajaran jam pertama saat itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Guru pun sudah masuk dan akan memberikan materinya, ketika itu guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan tugas pekerjaan rumah yang diberikannya munggu kemarin. Pada waktu itu aku melihat riska kebingungan, entah apa yang di lakukannya, dan ternyata dia lupa membawa buku PRnya yang sudah di kerjakannya tadi malam. Rasa kasihan aku begitu besar saat itu ketika melihat riska bingung dan menggerutu. Akhirnya dengan besar hati dan kepedulianku kepadanya, akupun langsung memberikan buku PR ku padanya untuk di kumpul di depan kelas atas nama dia.
Percakapan :
Aku : “Riska, ini buku PR ku, kamu kumpul aja.”
Riska : “Kenapa wisnu ? biarin aku di hukum aja, ini kan memang salahku sendiri, aku lupa bawa PR ku.”
Aku : “Ya udah, aku enggak mau melihat kamu di hukum, biar aku aja yang di hukum, ini bukunya cepetan di kumpulan.”
Riska : “Tapi ? ( sambil mengumpul dengan kelesuan yang mendalam).”
Saat itu aku pun langsung di panggil dengan guruku karena tidak ngumpul tugas PR yang di berikannya dan aku langsung maju ke depan untuk mendapatkan hukuman.
Aku di suruh membacakan puisi tapi karya atau ciptaan sendiri dan langsung membacakan puisinya di depan teman-teman dikelas hari itu pun juga. Aku sangat bingung saat itu, karena aku tidak bisa membuat puisi. Akhirnya, saat itu riska memberikan selembar kertas yang bertuliskan suatu puisi, dan puisi itu berjudul tentang cinta, ketika itu pun aku langsung membacakannya di depan kelas dengan suara yang keras dan terbata-bata.
Puisi :
“Tentang Cinta”
Aku lihat indahnya sang malam
Di temani para bintang-bintang
Akan ku lihat mala mini indah
Dengan seribu rayuan cinta
Di saat-saat yang terindah
Saat aku mengucapkan cintaku
Hingga akhirnya engkau bersedia
Untuk menjadi kekasihku
Bahagianya hatiku saat itu
Saat aku tau engkau terima cintaku
Berikanlah keyakinan tentang cintaku padamu
Dan berjanjilah untuk setia dan saling menjaga bersama
Selesai membaca puisi, semua teman-teman dikelas memberikan tepuk tangan dan aku langsung duduk kembali di bangkuku. Saling tatap matapun terjadi saat itu antara aku dan riska.
Lonceng berbunyi yang menandakan pelajaran berakhir. Saat itu aku menghampiri riska dan duduk de sebelahnya sambil berkata :
Aku : “Ris, makasih ya, udah bantuin aku tadi pas lagi di hukum.”
Riska : “Harusnya aku yang harus bilang makasih sama kamu, soalnya kamu kan udah ngasih tugasmu buat aku.”
Aku : “Iya, aku ngelakuin semua itu demi kamu gak di hukum, aku kasihan lihat kamu bingung dan aku juga enggak mau kalau nantinya kamu di hukum.”
Riska : “Makasih ya wisnu, kamu orang yang paling terbaik yang pernah aku temuin (sambil tersenyum).”
Aku : “Iya riska, sama-sama. Nanti pulang bareng, mau gak ris ?”
Riska : “Iya mau (sambil menatap wajahku dengan penuh keindahan).”
Sepulangnya sekolah, aku langsung mengajak riska pulang bareng. Sudah dari dulu baru sekang kesampean pulang bareng sama seorang wanita dan kebetulan wanita itu adalah riska, hal yang tidak di duga-duga terjadi dalam hidup aku.
Pada waktu itu sekitar jam 2 siang sehabis pulang dari sekolah, aku tidak langsung mengantar riska pulang, tapi aku mengajaknya makan bareng diwarung kecil yang berada di dekat rumahku. Sesampaiya diwarung, aku dan riska makan bareng dan disitulah aku mengungkapkan seluruh perasaan cintaku, kejujuran hatiku yang ada padaku untuk riska.
Percakapan :
Aku : “Riska, (sambil memegang tanganya).”
Riska : “Iya wisnu (sambil kaget dan menatap wajahku).”
Aku : “Aku sekarang mau jujur tentang perasaanku sama kamu, pertama kali aku ketemu kamu, aku senyum sama kamu, aku ngobrol bareng berdua sama kamu. Aku selalu kepikiran kalau kamu itu adalah seseorang wanita yang sempurna di mata aku.”
Riska : “Maksud kamu apa wisnu ? (riska bingung sat itu).”
Aku : “Riska, kamu mau gak jadi pacar aku ?”
Riska : “Apa ? coba kamu bilang sekali lagi ?”
Aku : “Riska, kamu mau gak jadi pacar aku, aku janji riska sama kamu kalau aku akan mencintai kamu dengan cara aku sendiri, aku janji akan selalu jagain kamu, di manapun kamu ada. Aku cinta sama kamu apa adanya riska, gak ada hal lain apapun yang aku inginkan.”
Riska : “Tapi kita kan masih kelas 1 SMP, masih terlalu muda dan masih terlalu awam untuk masalah cinta.”
Aku : “Iya aku tau riska, tapi kan enggak ada salahnya kalau kita jalanin dulu semua ini.”
Riska : “Iya, aku mau. Tapi kamu jangan kecewain perasaan aku ya wisnu.”
Aku : “Iya riska, aku bener-bener janji.”
Tiga tahun berlalu, hubungan aku sama riska berjalan dengan baik dan tanpa ada kendala apapun. Akhirnya hari kelulusan smp yang akan di adakan besok telah tiba. Tibalah hari perpisahan di Graha Patra rya tempat setiap sekolah mengadakan acara pelepasan siswa dan siswi. Di situ siswa dan siswi serta guru dating untuk menghadiri pelepasan siswa SMP N 3. Semua merasa sedih karena perpisahan yang akan mengelabuhi semuanya. Selesainya perpisahan aku dan riska bertemu di suatu tempat yang sangat sunyi sepi dan hanya ada aku dan riska saja diruangan kecil itu.
Percakapan :
Riska : “Wisnu, aku cinta dan saying banget sama kamu, kamu jangan pergi tinggalin aku, aku gak mau sendirian di tiap hari-hariku tanpa kamu.”
Aku : “Iya sayang aku, cinta aku. Aku pasti disini terus kok, Cuma sama kamu.”
Riska : “Janji ya ?”
Aku : “Iya janji.”
Tiga bulan berlalu aku sekarang beranjak kesekolah yang lebih tinggi yaitu SMA. Tadinya rencana orangtuaku, aku akan disekolahkan dilampung, tapi aku tidak mau. Akhirnya dengan alasan yang jelas aku boleh sekolah dipalembang lagi.
Satu sekolah dengan kekasih hati memang sangat bahagia, semua selalu terisi dari hati, tawa dan sedih. Semuanya terasa indah saat itu.
*****
Satu tahun berlalu aku pindah sekolah karena orang tua aku pindah kerja. Mau tidak mau aku harus ikut pindah. Akhirnya aku ikut pindah kelampung.
Percakapan :
Aku : “Riska, maafin aku ya. Aku enggak bisa nolak lagi keputusan ini, aku bener-bener gak nyangka, kalau akhirnya aku pindah sekolah dan pisah sama kamu.”
Riska : “Aku ngerti kok, kamu jaga diri kamu di sana ya, jangan pernah tinggalin hati aku untuk orang lain yang ada di sana.”
Aku : “Aku janji, aku bakalan setia sama kamu, sampai kapanpun riska.”
Riska : “Iya aku percaya sama kamu.”
Aku : “Ya udah, aku pergi dulu ya (sambil melepas tangannya dengan pelan-pelan).”
Kelas dua SMA, aku pindah sekolah kelampung, tepatnya di SMA NEGERI 4 METRO. Semua ini terjadi karena orang tua aku pindah kerja kelampung.
Di SMAN 4 aku masuk dikelas IPA satu, yang disitu berisikan siswa dan siswi yang berprestasi. Hari pertama masuk, aku langsung di suruh maju untuk memperkenalkan diri di depan kelas. Sampai sekitar seminggu aku selalu maju ke depan kelas dan di kerjain sama temen-temen dan guru. Aku disuruh nyanyi, bermain gitar dan bercerita di depan kelas, tapi semua itu aku lakukan demi menghormati guru-guru dan teman-teman yang ada diSMAN 4.
Aku mempunyai banyak teman sekitar kira-kira sebulan belajar disekolah itu, dan ada seorang wanita cantik baru ya ng aku sukai. Tapi dengan sebuah kesetiaan, aku tidak terpengaruh dengan wanita manapun selain riska.
Aku bertemu dengan riska hanya setiap liburan semester saja, itu pun kalau aku di bolehkan orang tua aku pulang ke palembang. Sudah sekitar lima tahun aku berhubungan dengan riska, semua aku jalani dengan keikhlasan dan kesabaran, begitupun dengan riska. Pada saat itu aku putus kontak dengan riska, ketika itu aku kelas 3 semester 2 tepatnya ketika aku akan menghadapi ujian akhir sekolah. Aku sangat kecewa, tidak ada lagi kabar dari riska selama hamper 6 bulanan lamanya, entahlah apa yang terjadi pada dirinya, mungkin masih memfokuskan dirinya untuk jenjang ke perguruan tinggi, tapi aku tetap percaya akan hal itu.
Setahun berlalu, aku lulus dari SMAN 4, saat itu aku tidak pernah lagi mendapat kabar dari riska. Akhirnya aku nekad tidak pamitan lagi dengan orang tuaku untuk pergi menemui riska yang berada dipalembang.
Tujuh jam perjalanan ke Palembang sangat melelahkan bagiku, tapi aku tetap semangat untuk menemui kekasih yang hanya aku cintai seorang. Sesampainya dipalembang sekitar pukul dua siang, aku langsung mencari makan karena lapar. Di sebuah restorant kecil yang bernamakan restorant cfc star Palembang aku membeli makan sendirian dan ketika itu dengan tidak sengaja aku melihat riska sedang berjalan keluar dari apotik sehabis dia membeli obat. Kemudian aku kejar dia dan memanggilnya saat itu.
Percakapan :
Riska : “Wisnu, (sambil kaget).”
Aku : “Apa kabar riska ? kemana saja kamu selama ini, kenapa gak kabarin aku lagi (sambil mantab mata riska dengan mata yang berkaca-kaca).”
Riska : “Kabar aku baik wisnu. Maafin aku wisnu, aku gak pernah kasih kabar kamu karena handphoneku di sita sama ibu aku.”
Wisnu : “Bohong ? (sambil marah). Kamu bohongkan sama aku, gak mungkin handphone kamu disita, kenapa kamu gak kasih kabar ke aku dengan cara lain riska. Terus ini apa ? (sambil memegang obat vitamin yang di beli oleh riska).”
Riska : “Maafin aku wisnu, ini bukan apa-apa, ini obat buat keponakan aku yang lagi sakit.”
Wisnu : “Apa ? maaf ? Cuma kata maaf yang bias kamu ucapin ke aku, setelah selama ini kamu ninggalin aku dan gak pernah kasih kabar ke aku. Di mana riska ?.. di mana kesetiaan kamu buat aku.”
Riska : “Maafin aku wisnu, aku sudah punya kekasih baru untuk hidup aku. Maafin aku, aku gak bisa pegang janji aku untuk kamu (sambil menangis).”
Aku : “Oh, jadi itu penyebabnya. Kekasih baru, cepet banget dapetin orang lain dan ninggalin aku, aku bener-bener gak nyangka ya kamu tega gitu sama aku. Its oke lah ris, kalo memang ini mau kamu, aku akan pergi jauh-jauh dari kamu dan gak akaan pernah ngenal kamu lagi.”
Riska : “Maafin aku wisnu, memang seharusnya kamu ngelupain aku sekarang dan selamanya, karena aku bukan punya kamu lagi. Maafin aku.”
Saat itu pun riska ninggalin aku dan berlari pulang. Kekecewaan menghampiri hari-hariku saat ini. Aku hanya bisa terdiam sekarang membayangkan riska yang tidak lagi berada di sisiku dan aku berfikir hanya dialah cinta pertamaku yang paling terindah dan menyakitkan.
Saat ini aku hanya sendiri bersama teman-teman baruku di perguruan tinggi negeri STAIN JUSI METRO. Di setiap hariku aku hanya selalu diam sampai sekitar sebulan, setelah kejadian aku putus dengan riska. Semua terasa sakit dari hati hingga sampai pikiranku yang hanya terganggu oleh bayangan riska.
Setelah sekitar satu tahun berlalu aku mendapatkan kabar baru dari tukang pos yang katanya dating dari Palembang, aku terkejut saat itu, karena surat itu dari riska untuk aku. Surat itu berisikan ungkapan kejujuran riska buat aku.
Dear riska,
“ wisnu. Maafin aku ya, sebarnya selama ini aku enggak kasih kabar ke kamu itu karena aku enggak mau buat kamu selalu berharap lebih buat aku. Seandainya kamu tau, saat ini aku hanya bisa terbaring lemah di atas kamarku dengan di rawat oleh suster yang sangat baik. Aku sakit wisnu, sakit sekali rasanya. Tapi aku tetap bersyukur dengan penyakit yang aku punya ini, mungkin ini memang jalan hidupku. Tumor otak yang menyerangku ini memang takdir yang di berikan oleh tuhan. Aku hanya berpesan untuk kamu wisnu, kamu adalah cinta pertama dan cinta terakhirku, seandainya saja aku tidak menderita seperti ini, mungkin nantinya aku akan bisa nikah sama kamu, tapi waktu berkata lain, ini lah yang terjadi sekarang. Kita mungkin di takdirkan untuk tidak bersama, maafin aku wisnu. Aku cinta kamu, aku saying sama kamu dan kamulah cinta pertamaku yang terindah dan yang paling terindah.”
Aku menangis sendirian membaca surat kabar yang di berikan oleh riska, aku langsung lemah ketika membaca surat itu. Ternyata riska terkena penyakit Tumor Otak dan umur dia hanya bisa terhitung oleh tahun, bulan, hari dan waktu saja. Begitu menyedihkan kisah cintaku dengan riska. Mungkin dengan ini semua, aku bisa menerima apa yang terjadi pada riska dan aku harus tetap semangat demi hidupku, keluargaku dan cintaku.
Terima kasih untuk cinta pertamaku yang sangat indah dan begitu menyakitkan.
~SEKIAN~
0 komentar:
Posting Komentar